Pages

Subscribe:

Kamis, 03 September 2015

Cara Mendeteksi Penyakit yang ditandai Perubahan Bentuk Kaki

Solusi Hidup Sehat | Susah buat mencegah penyakit artritis rematoid (AR) sebab salah satu tipe penyakit rematik ini belum didapati dengan cara tentu penyebabnya. Tetapi, pakar rematologi meyakini system kekebalan badan & infeksi virus Epstein Barr (EBV) yang merupakan salah satu penyebab AR.
"Teorinya masih banyak, nomor wahid ialah sebab gen yg rentan terkena penyakit rematik. Setelah Itu, adanya infeksi virus serta diduga juga sebagai penyebab. Yg beresiko tinggi terkena AR yakni mereka yg ada aspek genetik di dalam badan," kata Sumariyono.
Dokter rematologi dari Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) itu meneruskan, saat pengobatan memberikan peranan utama dalam penanganan penyakit AR. Oleh dikarenakan itu, pengobatan dengan cara dini amatlah mutlak.
"Pada pengobatan dini, respon atau hasil pemeriksaannya jauh tidak serupa daripada pengobatan lanjutan. Pengobatan disaat dini boleh dibilang kerusakan sendi nyaris tidak ada, tapi seandainya waktu lanjut kerusakan nyaris senantiasa ada," papar Sumariyono.
Lebih rinci, Rudy Hidayat, dokter rematologi yg serta menjabat Sekretaris Jenderal IRA memaparkan macam mana kiat mendeteksi penyakit AR sedini bisa saja.

Cara Mendeteksi Penyakit yang ditandai Perubahan Bentuk Kaki  Atau Tangan, Bisa jadi Terkena Rheumatoid Arthritis

"Pertama yaitu teliti sendiri seandainya ada gejala awal tanda peradangan. Dalam AR, peradangan berlangsung lebih dari tiga sendi, kaku sendi di pagi hri lebih dari 60 menit, & jikalau gejala terjadi lebih dari enam pekan tolong dicurigai," kata Rudy.
Dia menyampaikan, peradangan sendi mampu dikenali dari lima tanda yakni berwarna merah, terasa nyeri, bengkak, hangat, & berlangsung ganjalan fungsi. Menurut Rudy, peradangan seperti itu tak boleh dianggap biasa.
"Cara lain utk mengetahui AR ialah tes remas di pangkal jari. Jikalau timbul nyeri sehingga sanggup dikatakan berlangsung peradangan khas AR. Ke-2, dianjurkan pula utk mengecek, apabila ga ada rematolog, minimal ke dokter ahli penyakit dalam," kata Rudy.
Langkah seterusnya, Rudy memaparkan, yakni mengamati berjalannya penyakit AR. Beliau menjelaskan, AR tak mampu disembuhkan maka target pengobatannya merupakan remisi atau pengurangan efek penyakit.
"Remisi itu perlu obat, seandainya ingin segera mampu memanfaatkan agen biologi, tetapi biayanya mahal. Jika gunakan obat konvensional butuh kesabaran pasien utk tetap berobat hingga dikatakan mesti gunakan agen biologi," kata Rudy.
Ia memaparkan, remisi dilakukan buat mengurangi rasa nyeri & inflamasi, pun memperbaiki fungsi sendi. Menurut Rudy, proses pengobatan yg lama tidak jarang menciptakan pasien tak nyaman & hasilnya bosan.
"Untuk itu, mesti diamati tetap. Bersama begitu, yg terakhir di inginkan AR bakal terkontrol ialah mencapai target remisi atau mendapat hasil pengobatan klinik yg optimal," ujarnya.
Teliti, memeriksa, & amati AR supaya selalu terkontrol bertujuan biar kerusakan sendi akibat AR akan dicegah. Bersama begitu, tak berlangsung komplikasi berupa kecacatan & mampu meningkatkan angan-angan hidup penderita AR.
"Ini seluruhnya sebisa kemungkinan mesti dilakukan secepat bisa saja lantaran deteksi dini AR jadi sektor yg utama utk menangani pasien AR," tandas Rudy. 
Artikel Terkait :
 Obat Tradisional Rheumatoid Arthritis 

0 komentar:

Posting Komentar